Sabtu, 09 Juli 2011
SAYUR CEGAH STROKE DAN JAUHKAN OTAK DARI PIKUN
Tahukah Anda bahwa kita bisa berkontribusi untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan dengan cara mudah, yakni meningkatkan asupan sayur dan buah dalam menu harian kita.
Mengonsumsi lima porsi buah dan sayur setiap hari bisa mencegah 15.000 kematian dini, termasuk 7.000 kasus penyakit jantung koroner, 15.000 akibat kanker dan lebih dari 3.000 akibat stroke.
Meningkatkan asupan serat juga akan menyelamatkan 4.000 jiwa, demikian menurut para ahli dari Oxford University. Angka kematian juga bisa dicegah dengan mengurangi konsumsi garam dan asupan lemak. Paling tidak 33.000 nyawa bisa diselamatkan jika jumlah orang yang makan serat secara nasional meningkat.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Epidemiology and Community Health itu menganalisa kematian akibat stroke, kanker dan penyakit jantung koroner, dengan menghitung asupan makanan dan nutrisi. Penelitian juga dilakukan untuk melihat pengaruh pola makan pada angka kesakitan dan kematian dini antara tahun 2005 hingga 2007.
Lebih dari 2.000 penduduk Manhattan yang berumur 65 tahun dan lebih dari usia itu telah memberikan satu lagi bukti bagi peneliti akan pentingnya mengonsumsi sayur-sayuran.
Menurut laporan Archives of Neurology, masyarakat yang diet dengan mengonsumsi sayuran, daging unggas, ikan, kacang-kacangan dan mentega memiliki risiko 38% lebih rendah dari penyakit Alzheimer daripada mereka yang memiliki pola makan sebaliknya.
Nikolaos Scarmeas, rekanan profesor di Pusat Kesehatan Universitas Kolombia dan penulis laporan ini, mengatakan jenis makanan di atas dapat melindungi pembuluh darah di otak serta mencegah stroke ringan yang dapat menyebabkan Alzheimer.
Alzheimer, yang belum ada obatnya, dapat menyebabkan hilangnya ingatan dan dapat berkembang menjadi penurunan fungsi kognitif yang membahayakan. Menurut Alzheimer's Disease International, sekitar 30 juta orang di seluruh dunia menderita penyakit ini.
"Kita tahu jenis makanan ini cukup membantu dalam penanganan beberapa penyakit lain dan sekarang ada masukan baru yang dapat menolong penanganan penyakit yang berhubungan dengan otak. Sangat masuk akal untuk mengikuti diet ini," ujar Scarmeas dalam wawancara telepon.
Penelitian ini dilakukan dengan lebih banyak meneliti kebiasaan makan peserta daripada pola makanan yang dianjurkan oleh resep dokter. Jadi peneliti tidak dapat memberikan rekomendasi hanya berdasarkan penelitian ini.
Peneliti mengamati peserta selama 4 tahun, memeriksa mereka setiap 1,5 tahun untuk mencatat pola makan dan kondisi neurologis mereka. Tidak ada peserta yang mengalami gangguan kognitif ketika pengamatan ini dilakukan.
Pola makan dengan risiko rendah terjangkit Alzheimer juga meliputi konsumsi atas salad yang diolah dengan minyak zaitun dan cuka, tomat, beberapa jenis tumbuh-tumbuhan silangan. (fn/km/cbn) www.suaramedia.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar